Port of Spain (ANTARA News/AFP) - Ke-53 negara Persemakmuran Sabtu memberikan dukungan penuh pada pembicaraan iklim yang akan dimulai di Kopenhagen dalam waktu hanya sepekan lebih, beberapa pemimpin dunia mengatakan. Konsensus Perubahan Iklim Port of Spain yang disetujui pada hari kedua pertemuan puncak Persemakmuran di Trinidad menyatakan dukungan itu, kata Perdana Menteri Australia Kevin Rudd dan Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon pada konferensi pers.

Dokumen itu menunjukkan Persemakmuran akan "memberikan dukungan penuhnya pada proses" yang akan berlangsung dalam pembicaraan 7-18 Desember di ibukota Denmark tersebut dengan ambisi untuk mencapai "perjanjian yang komprehensif, substansial dan secara operasional-mengikat", tegas Rudd.

Perdana Menteri Denmark Lars Loekke Rasmussen, yang juga menghadiri pertemuan puncak itu sebagai tamu khusus, menyatakan 89 kepala negara dan pemerintah telah berkomitmen untuk menghadiri pembicaraan iklim tersebut.

Waktu terbaik untuk belajar tentang latest cheat adalah sebelum Anda berada di tengah-tengah hal. Bijaksana pembaca akan terus membaca untuk mendapatkan yang berharga latest cheat pengalaman selagi masih gratis.

"Saya tetap sepenuhnya yakin bahwa perjanjian itu akan dicapai di Kopenhagen," ujarnya.

Ban menyebutkan bahwa sementara momentum ke arah perjanjian iklim itu meningkat, pekerjaan masih harus dilakukan untuk dapat menandatangani perjanjian pengganti bagi Protokol Kyoto itu sebelum protokol itu habis masa berlakunya pada 2012.

"Kita telah bersatu dalam tujuan, kita belum bersatu dalam tindakan," katanya, minta pada para pemimpin dunia "untuk tetap memusatkan diri, tetap berkomitmen dan datang ke Kopenhagen" ketika ia berjanji untuk mendedikasikan seluruh energinya untuk membangun konsensus.

Tuanrumah Perdana Menteri Patrick Manning dari Trinidad dan Sekretaris Jenderal Persemakmuran Kamalesh Sharma menekankan bahwa perbedaan dalam kelompok 53 negara anggota itu -- yang anggotanya terdiri atas negara kaya Inggris dan Kanada dan juga negara yang mudah kena pengaruh perubahan iklim seperti Maladewa -- berharga dalam mengungkapkan pada umum perbedaan menjelang konferensi iklim Kopenhagen.

"Kekuatan Persemakmuran adalah kualitas suara yang kelompok itu berikan pada setiap orang," kata Sharma.(*)