menulis itu mengasyikkan

Thursday, February 4, 2010

Upaya Selamatkan Musik Dangdut

Have you ever wondered if what you know about indonesia is accurate? Consider the following paragraphs and compare what you know to the latest info on indonesia.
JAKARTA - Penyanyi dangdut Iis Dahlia sedang menyelesaikan album terbarunya, sebagai salah satu upaya meningkatkan karir dan menyelamatkan musik dangdut. Sebab menurut Iis pula, salah satu penyebab industri musik dangdut terpuruk adalah (karena) para musikusnya terlena manggung, sampai lupa rekaman untuk membuat karya baru. Iis bercerita, bahwa beberapa tahun lalu, sebelum industri musik dangdut disebut-sebut mati suri, jadwal manggungnya sangat padat. Untuk acara on air saja, dia hampir setiap hari tampil di stasiun TV berbeda-beda.

Akibatnya, lanjut Iis, dangdut menjadi over-exposed. Di sisi lain, jumlah musikus dangdut terbatas. Jumlah lagu yang dinyanyikan juga terbatas pada beberapa judul favorit saja. "Ketika diperdengarkan lagu itu-itu saja dengan formula yang sama, orang akan bosan," tuturnya, saat diskusi "Musik Dangdut, 100 Persen Musik Indonesia", di D'Gallery, Kamis (4/2).

How can you put a limit on learning more? The next section may contain that one little bit of wisdom that changes everything.

Terkait dengan pemusik dangdut sendiri, menurut Iis, efeknya negatif. Waktu terkuras ke atas panggung sehingga tidak ada energi lagi untuk membuat karya baru. "Ketika terlalu banyak manggung, lupa rekaman. Karena kesibukan, kita, pelaku dangdut ini, sudah kecapekan ngamen," sambungnya.

Karena itu, Iis berupaya untuk menghasilkan album baru, meski lagu jagoannya masih mengandalkan recycle milik Rhoma Irama berjudul Hello. Iis juga berharap agar musikus dangdut lain kembali bergairah dan berkarya.

"Yang membuat musikus dangdut malas berkarya adalah pembajakan. Itu sangat mengganggu kesejahteraan," sahut Husain Audah pula, salah seorang Ketua Persatuan Artis Musik Melayu Dangdut Astaga.com lifestyle on the net (PAMMI).

Iis sendiri merasa tidak rela saat melihat dangdut semakin terpuruk. Baginya, dangdut adalah bagian dari hidup, tempatnya berkarya dan mengais rezeki sejak 20 tahun lalu. "Saya mulai dari nggak suka, sampai saya bekerja di sini. Dulu saya punya pengalaman manggung bareng sama penyanyi pop, saya dicemooh. Bahkan, dia (penyanyi pop, Red) tidur di kelas bisnis atau hotel bintang 3, saya di kelas melati," tegas Iis yang mengingat perjuangannya. (gen/ayi)

That's how things stand right now. Keep in mind that any subject can change over time, so be sure you keep up with the latest news.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home